Roma 14: 1-12
Salah satu persoalan serius dalam Kekristenan hari-hari ini adalah, orang-orang yang selalu merasa dirinya benar serta suka menghakimi orang lain, hal ini disebabkan karena tidak memahami Firman Tuhan dengan benar. Oleh karena merasa diri benar, ketika melihat orang lain yang berbeda dengan dirinya dianggap salah. Jadi, tidaklah mengherankan jika ada orang yang telah bertobat tapi hidupnya tidak jadi berkat..., bahkan sebaliknya sering jadi sandungan dan momok yang menakutkan karena menjadikan dirinya hakim atas orang lain. Setiap orang dikritiknya, disalahkannya, dan dianggap keliru lalu diancam dengan berkata; "kalau tidak berubah..., akan dihukum/dikutuk Tuhan". Seorang yang sudah bertobat, seharusnya membawa damai, kesejukan, kekuatan, dan jadi berkat buat setiap orang. Karena itu, seorang yang sudah bertobat tapi selalu jadi sandungan buat orang lain, pasti ada sesuatu yang keliru dalam hidupnya, sebab pertobatan yang sejati pasti membuat kita dapat jadi berkat bukannya jadi momok yang menakutkan. Ketika lihat orang bersalah kita tegur atau nasehati dengan cara yang bijak, waktu dan kata-kata yang tepat, sehingga membuat orang tersebut sadar dan mau bertobat, tapi jika dihakimi mustahil ia mau bertobat, justru sebaliknya akan melahirkan kebencian.
Salah satu persoalan serius dalam Kekristenan hari-hari ini adalah, orang-orang yang selalu merasa dirinya benar serta suka menghakimi orang lain, hal ini disebabkan karena tidak memahami Firman Tuhan dengan benar. Oleh karena merasa diri benar, ketika melihat orang lain yang berbeda dengan dirinya dianggap salah. Jadi, tidaklah mengherankan jika ada orang yang telah bertobat tapi hidupnya tidak jadi berkat..., bahkan sebaliknya sering jadi sandungan dan momok yang menakutkan karena menjadikan dirinya hakim atas orang lain. Setiap orang dikritiknya, disalahkannya, dan dianggap keliru lalu diancam dengan berkata; "kalau tidak berubah..., akan dihukum/dikutuk Tuhan". Seorang yang sudah bertobat, seharusnya membawa damai, kesejukan, kekuatan, dan jadi berkat buat setiap orang. Karena itu, seorang yang sudah bertobat tapi selalu jadi sandungan buat orang lain, pasti ada sesuatu yang keliru dalam hidupnya, sebab pertobatan yang sejati pasti membuat kita dapat jadi berkat bukannya jadi momok yang menakutkan. Ketika lihat orang bersalah kita tegur atau nasehati dengan cara yang bijak, waktu dan kata-kata yang tepat, sehingga membuat orang tersebut sadar dan mau bertobat, tapi jika dihakimi mustahil ia mau bertobat, justru sebaliknya akan melahirkan kebencian.