Galatia 3:15-29

Janji-janji Allah merupakan dasar hidup Kristen kita. Alkitab mencatat: "orang-orang benar akan hidup di dalam janji-janji Allah." Paulus juga berkata: "Aku hidup bukan karena apa yang aku lihat, tapi aku hidup karena apa yang aku percaya," yaitu janji-janji Tuhan. Mempelajari masalah "janji-janji" itu penting dan bahkan sangat menarik, karena janji itu dapat membangkitkan semangat hidup seseorang, namun di sisi lain janji juga bisa membuat orang jadi kecewa. Jika janji ditepati dapat membuat seseorang bersukacita, namun sebaliknya jika tidak maka membuat orang kecewa dan bahkan sakit hati.

Kalau bicara tentang janji-janji manusia tidak sedikit yang tidak ditepati, tapi "janji Allah" adalah pasti, sebab jika Allah berjanji la pasti menepatinya. Persoalannya, tidak sedikit orang percaya yang tidak mengerti bagaimana ia dapat merebut janji Allah, sehingga akhirnya, di sisi lain memang mengerti janji-janji Tuhan dan bahkan percaya Tuhan pasti genapi, namun ia tidak mengalaminya. Karena itu, kita harus mencari tahu sebab-sebab mengapa kita tidak mengalami penggenapan janji Tuhan tersebut, atau hal-hal apakah yang menghambat janji itu bagi kita. Jadi, hendaknya janganlah kita cepat menyerah, sebab Tuhan sendiri tidak pernah ingkar janji, Alkitab dengan jelas mencatat: "Langit dan bumi akan lenyap tapi janji Allah tinggal tetap."
Sekarang jelas bahwa janji Allah adalah dasar hidup kekristenan kita, jadi kita hidup bukan karena melihat tetapi karena percaya kepada janji-janji Tuhan. Pertanyaannya, mengapa janji-janji Allah merupakan dasar hidup kekristenan kita, untuk itu Alkitab memberikan beberapa jawababnya, sebagai berikut:
1. Mazmur 119: 140; Janji Allah itu Pasti.
Daud berkata kepada Tuhan: "Janji-Mu sangat teruji," artinya, dengan lain kata Daud mengatakan: "Aku menghadapi pengalaman antara fakta dan janji dua hal yang berbeda." Contoh: Di satu sisi Tuhan berjanji akan membelanya, tapi kenyataannya Saul mengejar-ngejar Daud dan hendak membunuhnya. Dalam benak Daud muncul pertanyaan "Tuhan yang berjanji akan mengangkatnya jadi raja, tapi ia dikejar dan hendak dibunuh, ini membuktikan bahwa antara fakta hidup dengan janji sangat berbeda. Tapi akhirnya Daud tiba pada kesimpulan, "janji-Mu sangat teruji," karena akhirnya Daud menjadi raja Israel. Contoh lain, Anak Yaerus sakit dan ketika ia hendak minta tolong Yesus, orang berkata kepada Yaerus, "anakmu sudah mati" artinya percuma cari Yesus lagi/sudah terlambat, tapi Yesus berkata kepadanya "jangan takut, percaya saja," antara fakta dan janji Tuhan sangat berbeda, tapi Yaerus percaya janji Tuhan dan karena imannya anaknya dibangkitkan kembali.
2. Markus 9: 23; Janji Allah Berlaku bagi Setiap Orang Percaya.
Bagi orang percaya tidak ada perkara yang mustahil, janji-janji Allah berlaku atas hidup mereka artinya janji itu pasti digenapi atas orang beriman. Contoh, seorang perwira di Kapernaum berkata kepada Yesus, "guru tidak usah datang ke rumah ku, cukup katakana sepatah kata saja, maka hambaku akan sembuh." Inilah salah satu contoh seorang beriman, ia percaya dan mujizat pun dinyatakan atas hambanya. Jelaslah, bagi orang percaya tidak ada perkara yang mustahil.
3. 1 Korintus 2: 9; Janji-janji Allah itu luarbiasa.
Paulus berkata, "Allah dapat mengerjakan jauh lebih dari pada apa yang kita pikirkan dan kita doakan." Dan
Alkitab mencatat, "Apa yang tidak pernah dilihat, didengar, tidak pernah timbul dalam hati..., semua yang disediakan Allah untuk rnereka yang mengasihi Dia." Ini mempakan bukti bahwa janji Allah itu luarbiasa.
4. Yakobus 1:5; Janji Allah itu Mahal, namun Murah.
Bukti janji Allah mahal, telah dimeteraikan oleh darah Kristus, dan janji yang mahal itu jadi murah dikala kita hidup sepenuhnya di dalam Kristus. Itulah sebabnya Alkitab mencatat, "Mintalah kepada Allah yang akan memberikan dengan murah." Berarti tanggung jawab kita adalah waktu kita percaya kita minta, Alkitab mencatat, "kamu tidak mendapatkan apa-apa karena kamu tidak berdoa, atau karena kamu salah berdoa." Sama seperti orang tua ketika anaknya minta sesuatu (yang baik) kepadanya pasti diberikan bahkan ia bangga, karena anaknya percaya sepenuhnya padanya, demikian juga jika kita sebagai anak-anak Allah meminta sesuatu yang menjadi kebutuhan kita kepada Tuhan, Allah bangga dan pasti mengabulkannya. Untuk dapat meraih janji-janji Allah, kita harus melakukan beberapa hal:
1. Harus mengimani Janji Allah itu.
Artinya, kalau kita mau merebut janji itu kita harus mengerti dahulu, karena iman dan pengertian harus berjalan bersama-sama. Itulah sebabnya dikatakan, "iman itu timbul dari pendengaran akan Firman/' karena mendengar jadi mengerti, karena mengerti maka diimani.
2. Ayat 22; Membebaskan diri kita dari dosa.
Alkitab mencatat, "bukan tangan Tuhan kurang panjang, dan telingan-Nya kurang tajam, tetapi... dosa
dan kejahataniah...," jadi dosa dan kejahatan merupakan penghalang yang serius untuk merebut janji Tuhan.
3. Ayat 26; Bergaul sebagaimana seorang anak.
Artinya, seorang anak pasti dekat dengan orang tuanya, atau sangat tergantung pada orang tuanya, juga percaya dan selalu bangga kepada orang tuannya.
4. Ayat 29; Siap untuk menjadi milik Kristus.
Artinya, hidup kita sepenuhnya menjadi hak Tuhan, yang artinya berserah dalam pimpinan/wewenang Kristus sepenuhnya.

Kesimpulan
Janji Allah merupakan dasar hidup orang percaya, karena janji-Nya adalah pasti dan berlaku bagi semua orang percaya, janji-janji Allah itu juga luarbiasa, dan sangat mahal karena dimeteraikan oleh darah Kristus, tapi juga sangat murah untuk kita yang sungguh-sungguh di dalam Kristus. Agar dapat merebut janji itu kita harus: mengimaninya, bersih dari dosa, bergaul dengan Tuhan seperti seorang anak dengan bapanya, dan juga harus siap untuk menjadi milik Kristus sepenuhnya.

date Selasa, 14 September 2010

0 komentar to “JANJI ALLAH (12/09/2010)”

Leave a Reply: