I Timotius 1 : 1-14

Latar Belakang.
Surat I Timotius ditulis di awal tahun 64 Masehi, pada tahun yang sama pula dimulainya penganiayaan besar-besaran terhadap orang percaya oleh kaesar Nero. Ajaran dalam I Timotius ini lebih menekankan agar orang percaya tidak terpengaruh dengan ajaran-ajaran sesat, berbeda dengan ajaran di dalam II Timotius yang lebih menekankan pada bagaimana orang percaya kuat atau tahan menderita. Ajaran yang ditekankan Paulus pada kedua surat ini memang berbeda karena waktu dan kondisi penulisnya pun berbeda. I Timotius ditulis Paulus dimasa pelayanannya (tahun 64 M), sementara II Timotius ditulis pada saat ia di dalam penjara Roma (tahun 67-68 M.). Inti atau tema utama ajaran Paulus di dalam surat ini sesungguhnya adalah: "Setiap orang percaya memiliki tugas".

Yang menjadi pertanyaan di dalam kedua surat ini adalah, kenapa Paulus seringkali menyebut Timotius sebagai anaknya atau anak rohaninya. Hal itu dilatar belakangi ketika Paulus melayani di daerah Listra pada perjalanan misi pertamanya ia berjumpa untuk pertama kalinya dengan keluarga Timotius. Di sana Paulus bertemu dengan dua orang wanita yang bernama Lois dan Eunike yang tiada lain adalah nenek dan ibu Timotius. Eunike nikah dengan pria seorang Yunani, kemudian ia melahirkan Timotius. Setelah Timotius berusia 8 hari menurut keyakinan Yahudi ia harus disunatkan, tetapi tradisi Yunani menganggap sunat itu tidak perlu, sehingga hal itu menimbulkan perdebatan dan akibatnya keluarga Timotius ditolak oleh lingkungan mereka. Karena pengalaman inilah membuat Timotius memiliki sifat hati yang tertolak, sebab akibat ia tidak disunat dianggap oleh lingkungannya seorang kafir. Kondisi Timotius yang menyedihkan inilah membuat Paulus iba dan mengangkatnya sebagai anak rohaninya. Pada perjalanan misi Paulus yang kedua, ia mampir kembali ke daerah itu dan menjumpai Timotius yang sudah remaja, kemudian mulai melibatkannya didalam pelayanan. Itulah sebabnya Paulus berkata, "Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau masih muda". Tema utama dalam surat ini sekaligus hendak menegaskan kepada kita bahwa masing-masing kita mempunyai tugas. Dengan menyadari punya tugas, ketika dalam pencobaan, dalam persoalan berat, menghadapi masalah besar, hal itu tidak membuat kita jadi kecewa, putus asa, namun tetap tegar/kuat karena fokus perhatian kita ada pada tugas yang diberikan Tuhan.
Alkitab mencatat tentang tugas-tugas kita: Pertama, untuk menjadi pembawa damai dimanapun Tuhan tempatkan kita. Kedua, untuk menabur kasih dimanapun kita berada. Juga dijelaskan bahwa kita harus menjadi garam dan terang dunia, bahkan hidup kita adalah surat Kristus yang dapat dibaca oleh semua orang. Bicara tentang tugas ada tiga hal yang harus kita lakukan:
• Kita harus menjalaninya dengan kesungguhan, atau mengerjakannya dengan serius.
• Bicara mengenai tugas berarti juga bicara tentang kekuatan.
• Bicara tentang tugas bearti bicara tentang komitmen,
jadi artinya tugas itu tidak tergantung saya suka atau saya tidak suka, tidak terpengaruh saya untung atau rugi, yang penting tugas itu harus saya laksanakan.
Dalam ayat pembacaan ini Paulus hendak menekankan kepada Timotius sebagai anak rohaninya, bahwa setiap kita punya tugas dan harus diselesaikan sampai akhir. Dengan lain kata Paulus hendak menekankan tentang dua sisi dari tugas:
Pertama, bicara tentang tugas berarti bicara tentang kesadaran bahwa saya memiliki tugas. Karena orang yang tidak sadar punya tugas cenderung akan menjadi masa bodoh, ia tidak peduli apakah orang lain mau bertobat atau tidak, ia juga tidak peduli terhadap orang lain yang sesungguhnya sangat membutuhkan pertolongannya. Pada hal tugas kita harus membawa damai, menabur kasih, memberi kekuatan, menjadi terang dan garam dunia, bahkan jadi saluran berkat Tuhan bagi orang lain.
Kedua, yang jadi persoalannya, bagaimana cara kita menjalankan tugas itu; apakah sekedar ingin coba untuk melakukannya, dan hanya merasa wajib untuk melaksanakannya, atau memang punya komitmen untuk mengerjakannya sampai akhir. Dalam surat ini Paulus tegaskan jika kita tidak rebut keberhasilan maka Iblis akan mendapat keuntungan.
Paulus menjelaskan rahasia bagaimana tugas itu dapat dijalankan sampai berhasil merebut kemenangan:
1. Ayat 1A; Agar kita dapat menjalankan tugas sampai berhasil, kita harus mendengar perintah.
Paulus menjelaskannya dengan mengambil contoh pengalaman dirinya sendiri, ia berkata: "Kalau aku menjadi rasul bukan berarti aku tidak hadapi tantangan". Bahkan di bagian lain Paulus berkata: "diantara para rasul akulah rasul yang paling hina, aku mengalami siksaan, aku juga dianiaya. Tetapi yang hendak ditekankan Paulus kepada Timotius di sini, "Tuhan telah memberi perintah kepada ku", karena itu walau banyak tantangan, disiksa, dianiaya, tetap kuhadapi karena ada perintah, jadi aku harus mengerjakan tugasku, aku harus dengar-dengaran suara Tuhan, dengan demikian membuat aku berhasil meraih kemenangan.
2. Ayat IB; Agar kita dapat menjalankan tugas sampai berhasil, kita harus memiliki dasar pengharapan. Kalau orang dunia dasar pengharapan mereka dalam menjalankan tugas: Pertama, mereka bekerja demi uang, jadi dasar pengharapan mereka adalah uang. Kedua, mereka bekerja untuk karier atau demi jabatan. Sementara dasar kita berbuat sesuatu bagi Tuhan jelas yaitu karena Kristus adalah Tuhan yang baik. Tidak cukup kita balas kebaikan Tuhan hanya dengan mulut, hanya dengan perpuluhan, hanya dengan doa, baca Alkitab dan pergi ke gereja, karena Dia baik apapun harus saya kerjakan agar Dia dipermuliakan. Jadi, jika dasar pelayanan kita karena menyadari Tuhan itu baik, apapun hambatan, sebesar apapun tantangan kita akan terus maju sampai meraih kemenangan.
3. Ayat 2; Agar kita dapat menjalankan tugas sampai berhasil, kita harus menyadari adanya penyertaan Tuhan. Artinya, karena tahu Tuhan menyertai maka kita tidak perlu takut. Dalam menjalani tugas, bisa saja kita gagal, bisa saja tidak sempurna, tetapi Tuhan yang menyertai akan mengajar
dan membimbing sampai akhirnya membuat kita cakap menjalaninya dan berhasil. Jadi, hal-hal yang kita tidak tahu Dia akan beritahu, hal-hal yang kita tidak mampu Tuhan yang memampukan kita, hal-hal yang kita tidak bisa bersama dengan Kristus kita cakap melakukan segala perkara.
4. Ayat 5A; Agar kita dapat menjalankan tugas sampai berhasil, kita harus melayani dengan kasih.
Apapun yang dijalankan dengan kasih itu pasti akan mendatangkan sukacitanya tersendiri. Jika sesuatu dijalani karena harus membuat kita jadi lelah dan kehilangan sukacita. Karena itu jalankan perintah Tuhan bukan karena tugas tetapi sebagai bagian dari sukacita kita. Itulah sebabnya Daud berkata, "Aku bersukacita kalau orang katakan kepadaku mari kita pergi ke rumah Tuhan", ia juga berkata, "Aku suka akan hukum-Mu karena perintah-perintah-Mu memberi gairah bagi hidup ku".
5. Ayat 5B; Agar kita dapat menjalankan tugas sampai berhasil, kita harus memiliki motivasi yang tulus.
Ketulusan dan keberhasilan adalah dua hal yang berjalan bersama-sama, dengan lain kata setiap orang yang tulus pasti akan berhasil. Memang orang licik bisa saja berhasil tetapi tidak dapat mempertahankan keberhasilan itu, karena suatu saat kelicikannya pasti akan terbongkar. Ketulusan itu sendiri harus berjalan dengan hikmat dengan demikian keberhasilan pasti dapat diraih. Karena itu motivasi itu penting di dalam menentukan keberhasilan, Milikilah motivasi yang tulus kemenangan pasti dapat diraih.
6. Ayat 6; Agar kita dapat menjalankan tugas sampai berhasil, kita harus bekerja terus sampai tujuan.
Artinya, apapun yang kita mulai harus kita selesaikan. Orang malas bukanlah orang yang tidak punya ide, tetapi mereka tidak mau menjalankan idenya, orang malas mau memulai segala sesuatunya tetapi tidak pernah menyelesaikannya. Itulah sebabnya Paulus berkata, "kamu sudah memulainya dalam roh, jangan kamu mengakhirinya dalam daging", jadi Paulus hendak menegaskan supaya tugas kita dapat kita akhiri dengan kemenangan, kita harus berjalan sampai pada Tujuan. Artinya kalau tugas belum selesai, meski ada tantangan, saya akan berjalan terus sampai saya melihat kemuliaan Tuhan dinyatakan.

Kesimpulan
Setiap orang percaya memiliki tugas, agar tugas itu dapat dikerjakan sampai akhir maka ada beberapa hal yang harus kita lakukan: kita harus mendengar perintah Tuhan, memiliki dasar pengharapan (Tuhan itu baik), sadari bahwa Tuhan selalu beserta kita, melayani dengan kasih, memiliki motivasi yang tulus, dan bekerja terus sampai tujuan.


date Jumat, 20 Mei 2011

0 komentar to “TUGAS ORANG PERCAYA (08/05/2011)”

Leave a Reply: