Ezra 7:28b; 8:15-23

Dalam kitab Ezra Tuhan Yesus digambarkan sebagai Kristus yang memberikan rasa malu. Hari-hari ini dunia adalah dunia yang tidak mengenal lagi rasa malu, orang bercerai, ada yang jadi istri simpanan, berselingkuh, tidak lagi malu. Seorang gadis hamil di luar nikah hanya dianggap sebuah kecelakaan bukan merupakan aib baginya, orang korupsi tidak lagi merasa malu bahkan merasa bangga karena dianggapnya suatu kesempatan untuk meraih kesuksesan.
Melihat kondisi yang semakin memprihatinkan ini, maka perlu kita pelajari tentang Kristus di dalam kitab Ezra yang menyatakan diri-Nya sebagai Tuhan yang memberi rasa malu. Ezra adalah seorang ahli Taurat, ialah yang mengadakan reformasi rohani bagi bangsa Israel dan sekaligus yang menuntun bangsa itu kembali ke Yerusaiem setelah 70 tahun berada dipembuangan.

Sedikit gambaran yang melatar belakangi Israel dibuang ke Babel. Alkitab mencatat, Tuhan telah mengikat perjanjian dengan Daud, dimana kerajaannya akan kekal dan tidak terpecah belah. Namun karena Daud dan anaknya Salomo jatuh dalam dosa perjinahan, Allah bukanlah Tuhan yang bisa dipermainkan, zinah telah merusak perjanjian itu dan akibatnya kerajaan Israel dikoyakkan. Kerajaan itu terpecah jadi kerajaan utara (10 suku) dan selatan (2 suku). Sejak itu bangsa Israel semakin jauh dari Tuhan dan hidup dalam kebejatan, akhirnya pada tahun 722 SM kerajaan utara dihancurkan oleh Asyur, dan pada tahun 605 SM seluruh orang Israel di Yerusalem ditawan ke Babel. Setelah 70 tahun ditawan, hidup menderita dalam tekanan akhirnya mereka sadar dan bertobat, dan Tuhan pun mulai membuka jalan untuk mereka dapat kembali. Rombongan pertama mereka kembali dipimpin oleh Zerubabel, dan yang kedua dipimpin oleh Ezra, yang terakhir dipimpin oleh Nehemia, dan Nehemia inilah yang membangun kembali Bait Allah. Dalam ayat-ayat pembacaan ini dikisahkan meskipun bangsa Israel tertindas, mereka miskin dan sangat menderita, namun mereka masih memiliki rasa malu. Ketika Ezra memimpin rombongan Israel kembali ke Yerusalem ia berkata, ".. aku malu meminta tentara dan orang-orang berkuda kepada raja untuk mengawal kami terhadap musuh di jalan." Padahal Ezra memimpin rombongan itu atas permintaan raja Zerubabel, kalau ia minta bantuan pastilah raja akan bertindak, namun Ezra tidak mau minta bantuan raja karena ia percaya akan pertolongan Tuhan yang Dahsyat atas umat-Nya. Dari kisah ini, ada beberapa pelajaran penting tentang "Kristus adalah Tuhan yang memberi rasa malu", yaitu:
1. Kristus memberikan rasa malu untuk berharap kepada manusia, karena kita menyadari akan kasih dan kuasa-Nya.
Firman Tuhan, "terkutuklah orang yang mengandalkan manusia". Coba kita perhatikan, biasanya kita jadi kecewa ketika mulai berharap kepada manusia. Bahkan kalau kita mau jujur, orang yang pernah paling mengecewakan adalah orang yang paling kita andalkan. Kita boleh saja meminta pertolongan sesama tetapi janganlah pertolongan mereka tersebut dijadikan andalan kita. Mendapat pertolongan dengan mengandalkan pertolongan adalah dua hal yang berbeda. Jika sudah mengandalkan pertolongan orang lain itu dosa di hadapan Allah. Alasan kita tidak boleh mengandalkan manusia karena kasih dan kuasa Allah hebat atas kita, buktinya: Pertama, Tuhan tidak pernah terlambat artinya kasih dan kuasa-Nya selalu baru setiap hari. Kedua, Tuhan tidak pernah mengecewakan.
2. Kristus memberi rasa malu untuk hidup dalam dosa, karena Dia telah menebus kita dengan cara-Nya yang ajaib.
Dunia dimana kita hidup sekarang sudah busuk artinya sudah dikuasai oleh dosa. Hidup penuh dengan ketidakadilan, di sana sini penuh dengan praktek kecurangan. Sementara itu Alkitab mencatat kita adalah garam dan terang dunia, karena itu tugas kita harus dapat menggarami dunia artinya mencegah terjadinya pembusukan, dosa menyebabkan terjadinya pembusukan, kita harus mencegahnya. Tugas kita yang ke dua adalah jadi terang, dunia ini sedang berada dalam kegelapan dosa, karena itu kita harus meneranginya dengan terang Kristus yang ada pada kita. Tugas yang ke tiga, kita harus dapat menjadi surat Kristus yang terbuka yang dapat dibaca oleh semua orang.
3. Kristus memberikan rasa malu untuk tidak melakukan Firman Tuhan, karena segala kasih-
anugerah-Nya yang sudah kita terima.
Hidup kita adalah anugerah, jadi kalau kita sudah menerima kasih anugerah Tuhan masakkan kita masih tega menyakiti hati-Nya, pada hal Tuhan tidak menuntut banyak dari kita, Ia hanya minta agar kita melakukan Firman-Nya. Kalau kita sadar akan kasih anugerah Tuhan yang melimpah itu marilah kita hidup dan berjalan dalam kebenaran Firman Tuhan.
4. Kristus memberikan rasa malu untuk tidak bekerja keras bagi Tuhan, karena Dia telah memilih kita dengan cara yang dahsyat dan ajaib.
Paulus berkata, celakalah aku jika aku tidak memberitakan Injil. Ia merasa malu kalau ia tidak bekerja keras buat Tuhan, karena ia sadar bahwa Tuhan telah memilihnya dengan cara-Nya yang ajaib. Firman Tuhan, "Bukan kamu yang memilih Aku tetapi Akulah yang memilih kamu", berarti kalau kita tidak melayani Dia atau tidak bekerja keras buat Tuhan, maka hendaknya kita jadi malu, karena Dia memilih kita bukan untuk melakukan yang cemar tetapi untuk melakukan yang benar. Bagaimana cara kita bekerja keras: dimanapun kita ada marilah kita membawa damai, taburlah kasih, dan perluaslah pekerjaan Tuhan, dan kita buat setiap lutut bertelut dan semua lidah mengaku bahwa Yesus Kristus itu Tuhan bagi kemuliaan Bapa di Sorga.

Kesimpulan
Dunia ini makin hari semakin kehilangan rasa malu, tetapi Kristus adalah Tuhan yang selalu memberi rasa malu buat kita. Yaitu, rasa malu untuk berharap pada manusia, untuk hidup dalam dosa, untuk tidak melakukan Firman Tuhan, dan malu untuk tidak bekerja keras bagi Tuhan. Sehingga olehnya kita tetap dapat berjalan dalam kebenaran sekalipun di tengah dunia yang semakin hari semakin jahat ini.


date Jumat, 20 Mei 2011

0 komentar to “KRISTUS YANG MEMBERI RASA MALU (01/05/3011)”

Leave a Reply: