Roma 12:1-8

Mempersembahkan hidup merupakan bentuk persembahan kita yang tertinggi kepada Allah. Ada orang yang berpikir persembahan (uangnya) sangat berarti atau sangat dibutuhkan Tuhan. Sebetulnya Tuhan tidak butuh uang kita. apalah artinya uang dalam jumlah yang banyak kita persembahkan tanpa merhpersembahkan hidup kita sendiri, pada hal yang paling Allah butuhkan sehingga Yesus harus mengorbankan diri-Nya di atas salib, bukah uang kita, bukan pula harta kita, tetapi hidup kita sendiri. Karena itu kita harus mempersemoahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah, dan persembahan hidup itu dianggapan sebagai ibadah kita yang sejati. Jika bicara tentang persembahan yang hidup. Alkitab mencatat tentang tiga hal penting soal sikap kita yang sangat dicari/dibutuhkan Allah, sehingga olehnya hidup kita dapat menjadi persembahan yang berkenari kepada Allah:



1. Ayat 8A; Sikap yang dicari Tuhan dalam hidup kita adalah "IKHLAS".
Jadi, yang pertama, Tuhan berkehendak supaya kita melakukan segala sesuatu dihadapan-Nya dengan keikhlasan. Ikhlas artinya: Pertama, melakukan sesuatu dengan tulus, tanpa sungut-sungut walaupun tidak
menguntungkan bagi pribadinya, demi Tuhan ia lakukan dengan segenap hati.
Kedua, berani kerja keras, walaupun itu tidak menyenangkan, sekalipun merasa lelah, capek, bahkan menderita karen^nya.
Ketiga, tidak membangkit-bangkit atau mengungkit hal-hal yang lalu, dan tidak memikirkan jasa. Ia bekerja dengan tulus bukan karena upah, pujian, atau keuntungan, tapi karena ingin menyenangkan hati Tuhan.

2. Ayat 8B; Sikap yang dicari Tuhan berikutnya dalam hidup kita adalah "KERAJINAN".
Jika bicara tentang persembahan yang hidup sesungguhnya kita bicara tentang kerajinan. Orang yang cinta Tuhan pastilah ia seorang yang mau menjadi raj in, diantaranya mau raj in bersaat teduh, merenungkan Firman Tuhan, raj in ke gereja, raj in bersaksi, dan sebagainya. Seorang yang mengasihi Tuhan tahu bahwa kasih setia Tuhan selalu baru setiap pagi. Kalau kita lihat sekarang, dunia dipenuhi oleh orang-orang yang malas dan tidak mau melakukan apapun. Sementara Alkitab mencatat, "tangan orang rajin memegang kekuasaan", artinya.. setiap orang rajin dekat dengan kesuksesan, keberhasilan walaupun orang tersebut jauh dari Tuhan, apalagi orang rajin tersebut hidup di dalam Tuhan pastilah kesuksesan selalu besertanya.
Contoh, Tuhan Yesus tidur lebih malam dan bangun pagi-pagi untuk berdoa, itu bicara bahwa Yesus adalah seorang yang rajin. Orang yang rajin adalah seorang yang tidak pernah mengeluh, ia selalu melihat segala sesuatunya adalah kesempatan. Ia bangun pagi untuk berdoa, dan melakukan segala sesuatunya seturut Firman Tuhan, ia tidak pernah memperhitungkan jasanya, bagi dia apapu yang dapat dibuatnya untuk Tuhan itulah sukacitanya yang luarbiasa.

3. Ayat 8C; Tuhan mencari orang yang senantiasa "BERSUKACITA".
Apapun yang kita lakukan dengan sukacita pasti akan membawa kemenangan, kesuksesan dan keberhasilan. Orang yang bersukacita cenderung menikmati segala sesuatu yang ia lakukan, danhasilnya pastilah maksimal. Karena itulah setan terus berusaha menyimpan di hati kita rasa kecewa, akibatnya kita jadi tidak berdaya, tidak bertenaga, kemudian lalu menyerah, dan akhirnya gagal. Karena orang yang kecewa cenderung tidak menggunakan akal sehatnya dalam melakukan segala sesuatu. Jadi, sebenarnya kekecewaan adalah senjata setan untuk menghancurkan hidup orang percaya. Karena itu kita hams menjaga hati agar tidak terpengaruh oleh tipu muslihat iblis, sehingga tetap tenang dan dapat melimpah-limpah dengan sukacita, dan itu merupakan kunci untuk meraih kesuksesan. Karena orang yang bersukacita di dalam Tuhan, yakin Tuhan selalu besertanya dan akan turut bekerja dalam segala perkara untuk memberikan kemenangan besai bagi kita.

Kesimpulan
Sebagai orang percaya Tuhan menghendaki kita untuk mempersembahkan hidup yang benar, Paulus berkata, itu merupakan ibadah kita yang sejati. Untuk dapat mempersembahkan persembahan hidup yang benar kepada Allah, ada tiga hal penting yang harus kita miliki, yaitu: Keikhlasan hati, kerajian, dan hidup melimpah dengan sukacita. Jika kita telah memiliki ketiga hal penting ini, maka kita dapat mempersembahkan hidup ini sebagai persembahan yang hidup, yang benar dan yang berkenan kepada Allah.

date Kamis, 22 April 2010

0 komentar to “PERSEMBAHAN YANG HIDUP (18/04/2010)”

Leave a Reply: