Roma 12:9-21

Di dunia ini banyak orang yang hidup dalam kepura-puraan. Ada orang kaya pura-pura miskin, sebaliknya yang miskin pura-pura kaya, ada pula yang pura-pura setia, pura-pura mengasihi, bahkan tidak sedikit pasangan suami-istri hidup dalam kepura-puraan, dan masih banyak lagi bentuk kepalsuan lainnya. Sebagai orang percaya kita tidak boleh hidup dalam kepura-puraan, namun hiduplah apa-adanya, artinya jika "Ya" katakanlah "Ya", dan jika "Tidak" katakan juga "Tidak", selain dari itu adalah kepalsuan dan itu semua mempakan dosa. Satu hal yang paling dibenci Yesus adalah masalah kemunafikan, bahkan berkali-kali Yesus menegaskan; "Celakalah hai kamu orang-orang yang munafik" (bnd. Mat. 23: 13-29). Jadi, sebagai orang percaya adalah hal yang dibenci Tuhan jika kita hidup dalam kepura-puraan.

Jika kita pelajari tentang orang yang pura-pura, ada beberapa hal penting yang kita jumpai yaitu:
1. Apapim yang mereka kerjakan pastilah sesuatu yang bersifat sementara,
contoh: untuk sementara seorang suami bisa saja pura-pura mengasihi istrinya tapi cepat atau lambat kepura-puraan itu pasti akan terbongkar juga. Juga ada orang yang sepertinya setia melayani, namun sesungguhnya diJubuk hatinya terpendam suatu motivasi yang keliru di hadapan Tuhan, dan suatu ketika pasti akan terbongkar kepalsuannya tersebut, karena memang sifatnya hanya sementara.
2. Seorang yang dalam kepura-puraan hidupnya selalu menderita.
Oleh karena hidup dalam sandiwara semuanya penuh dengan kepalsuan. Menjadikan hidup tidak tenang, tidak ada kedamaian, dan akibatnya ia jadi rapuh dan tidak kuat dalam segala perkara, Tapi seorang yang tulus pastilah orang yang kuat karena ketulusan itu merupakan sumber kekuatan, dan ia hidup dekat Tuhan, sebab ketulusan hati terbentuk ketika kita hidup berserah sepenuhnya pada pimpinan Tuhan.
3. Seorang yang dalam kepura-puraan tidak akan pernah hidup tenang.
Mereka tidak tenang karena hidupnya selalu diliputi dengan rancangan-rancangan atau skenario dalam kelicikan, dan akibatnya mereka tidak tenang, tapi seorang yang tuluh atau hidup apa-adanya pastilah dapat tenang. Ada tiga prinsif penting dalam hidup ini yang dapat membuat kita menjadi tenang, diantaranya:
a. tidak dapat menyenangkan hati semua orang, karena itu janganlah pura-pura untuk nenyenangkan pada hal tidak dapat melakukannya, itu namanya munafik.
b. Jangan lakukan sesuatu yang kita sendiri tidak senang orang lain lakukan pada kita, karena hal itu dapat mengakibatkan ketidak tenangan. Jadi, yang penting adalah orang lain senang kepada kita karena kebenaran, bukan karena kejahatan kita. Juga, jangan lakukan kepada orang lain apa yang tidak kita kehendaki orang lakukan terhadap kita, apabila hal ini dapat diterapkan maka membuat hidup kita tenang.
c. Apa yang kita tabur itulah yang akan kita tuai. Jadi, jika kita tabur hal yang baik pastilah kita akan menuai kebaikan juga.

Alkitab mencatat tentang beberapa hal penting supaya kita tidak hidup dalam kepura-puraan, sebagai berikut:
1. Ayat 11; Janganlah kerajinan kita menjadi kendor.
Artinya, janganlah semangat rohani kita menjadi luntur, cinta kita kepada Tuhan menjadi pudar, tapi biarlah roh kita menyala-nyala. Kerajinan kita bisa menjadi kendor karena: telah kehilangan motivasi. Dan adanya kekuatiran dan kekecewaan dalam hidup kita.
2. Ayat 16; Janganlah mengharapkan hal-hal yang tinggi tetapi biasakanlah hidup terarah pada perkara-perkara yang sederhana.
Dunia ini adalah dunia yang telah kehilangan karakter hidup sederhana, keinginan manusia cenderung untuk hidup lebih dan lebih lagi sehingga tidak pernah merasa puas, akibatnya tidak pernah dapat bersyukur kepada Tuhan. Karena terlalu memikirkan perkara yang lebih tinggi membuat kita hidup dalam hayalan, jika hayalan itu tidak terwujudkan lalu menjadi kecewa, stress, dan tinggalkan Tuhan. 3. Ayat 19-20; Janganlah memikirkan tentang pembalasan.
Karena seorang yang selalu memikirkan pembalasan cepat atau lambat hidupnya akan dikuasai oleh kebencian, dan seorang yang benci pikirannya menjadi tidak sehat bahkan tidak berpikir panjang lagi, yang ada hanya kejahatan, balas dendam, dan tidak ada kasih lagi di dalamnya.

Kesimpulan
Sebagai orang percaya janganlah hidup dalam kepura-puraan, tapi hiduplah tulus dan apa adanya. Sebab dalam kepura-puraan tidak mungkin dapat alami mujizat Tuhan, dan tidak mungkin dapat alami perkara-perkara dahsyat dalam hidupnya. Namun seorang yang tulus akan hidup dalam kebenaran, dalam mujizat dan dikenan oleh Allah, sehingga baginya kemenagan-demi-kemenaganlah yang di raih, berkat-berkat Tuhanlah yang menanti, dan olehnya ia dapat hidup berbahagia.

date Jumat, 26 November 2010

0 komentar to “PURA-PURA (14/11/2010)”

Leave a Reply: