Galatia 4:21-31

Dalam dunia ini ada orang Kristen sekedar statusnya saja kristen dan hidupnya samasekali tidak mencerminkan bahwa ia seorang Kristen, tetapi ada juga orang Kristen yang sungguh-sungguh dan hidup dalam kuasa. Kedua kelompok orang Kristen yang berbeda ini di gambarkan oleh Alkitab seperti anak-anak Abraham, yaitu Ishak dan Ismael. Tuhan berfirman kepada Abraham: "Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar" dan "dari rahim istrimu akan lahir anak perjanjian". Tapi di sisi lain Abraham dan Sara sudah lanjut usia maka mustahil rasanya untuk bisa punya anak. Melihat kondisinja yang tua dan tidak mungkin dapat punya anak,; itulah akhirnya yang mendorong Sara menyarankan Abraham menghampiri Hagar (berselingkuh) agar Abraham punya anak, dan Hagarpun akhirnya melahirkan Ismael. Namun suatu hal yang mustahil, bahwa anak perjanjian lahir dari hasil perselingkuhan. Jadi, usulan Sara itu merupakan suatu kebodohan. Sara meragukan bahwa Tuhan bisa membuat seorang bayi lahir dari rahimnya sendiri sekalipun usianya sudah tua, sebab anak perjanjian itu harus lahir dari rahimnya sendiri bukan dari rahim Hagar (pembantunya).

Setelah Hagar melahirkan anak (Ismael) ia mulai bersikap tidak sopan kepada Sara, hal ini membuat Sara sangat tertekan dan akhirnya sadar atas kesalahannya lalu kembali mengimani janji Tuhan atas mereka (seorang anak perjanjian akan lahir dari rahimnya), kemudian lahirlah Ishak. Memang Ismael dan Ishak sama-sama anak Abraham, Namun yang satu berasal dari "garis daging" dan satunya lagi berasal dari "garis perjanjian" (Gal. 4:23).
Demikian juga halnya dengan hidup Kristen terbagi jadi dua, ada hidup Kristen secara daging, statusnya Kristen, juga masuk gereja, dsb, tapi tidak sungguh-sungguh dalam Tuhan, dan tetap terikat oleh dosa. Orang Kristen seperti ini adalah seorang yang hidup sengsara, mudah jenuh, gampang letih-lesu, karena selalu merasa hidupnya terkekang/terbelenggu oleh peraturan, larangan dan ajaran Firman Tuhan, akibatnya jalan hidupnya jadi berat dan mustahil dapat melihat serta mengalami mujizat dan kemenangan. Sementara itu ada orang percaya yang berjalan dalam kuasa, orang seperti inilah akan menjalani hidupnya penuh dengan kegairahan dan dapat meraih mujizat yang memberikan kemenangan besar, inilah yang disebut "Keturunan Perjanjian"(Gal. 4:28). Ketika mereka melihat tantangan, alami persoalan hidup, kesulitan, dsb, selalu yakin bahwa bersama Tuhan tidak ada perkara yang mustahil. Tapi sebaliknya ketika anak-anak daging melihat masalah, hadapi persoalan, alami himpitan hidup, berkata: mustahil, tidak masuk diakal, tidak mungkin dapat aku atasi.., dan akibatnya kegagalanlah yang mereka alami.
Sekarang kita lihat beberapa pelajaran penting tentang "Keturunan Perjanjian ini" yaitu:
1. Ayat 21-23; Keturunan Perjanjian memiliki Tanggung Jawab yang lebih Berat.
Jadi, jangan heran setelah kita bertobat tanggung jawab kita lebih berat. Contoh: sebelum bertobat jika melakukan dosa mudah untuk dirahasiakan, tapi setelah bertobat gampang terbongkar karena Tuhan tidak ingin kita kembali dalam dosa. Jadi bagi orang yang sudah bertobat dituntut tanggung jawab lebih banyak pula. Karena dibalik tanggung jawab ada hal-hal yang luar biasa yang Tuhan sediakan bagi kita diantaranya: Ada berkat-berkat yang besar yang sedang menanti kita Juga ada mujizat yang dahsyat yang Tuhan hendak nyatakan. Juga Tuhan sediakan masa depan yang luarbiasa • (Dan dijanjikan akan turut memerintah dengan Kristus sampai selama-lamanya)
2. Ayat 24-26; Keturunan Perjanjian adalah Orang-orang yang Hidup Berdasarkan Janji.
Diusa 90 thn secara logika mustahil bagi Sara untuk dapat melahirkan anak, tapi persoalannya adanya janji Tuhan, dan Tuhan yang berjanji pasti akan menggenapinya. Manusia bisa berjanji tapi belum pasti menepatinya, ada dua kemungkinan orang tidak menepati janjinya: Pertama, karena memang tidak mau menepati janjinya, kedua, karena tidak bisa menepatinya. Tapi Tuhan pasti akan menepati dan berkuasa untuk menggenapi janji-Nya. Satu-satunya hal yang dapat membatalkan janji Allah adalah "Ketidak Percayaan Kita". Jadi selama kita percaya, Allah pasti/harus menepati dan menggenapkan janji-janji-Nya.
3. Ayat 28-29; Keturunan Perjanjian adalah Orang-orang yang Siap Bahkan Untuk Menerima Aniaya.
Alkitab mencatat, "Berbahagialah orang yang dianiaya, karena merekalah yang empunya kerajaan Sorga." Orang yang akan masuk Sorga pastilah mengalami aniaya, Alkitab mencatat: "Kita harus Menyalibkan daging", dan untuk menyalibkan daging adalah suatu "Aniaya" atau perjuangan. Dan aniaya tersebut tidak selanianya dalam bentuk/pengertian secara fisik, tapi kadangkala aniaya terhadap batin, dimana kita diperhadapkan kepada ketidak adilan, masa-masa sukar, namun harus sabar, tetap tenang, dan belajar untuk terus berserah dan tetap berada di jalan Tuhan.
4. Ayat 30-31; Keturunan Perjanj ian adalah Orang-orang yang Tegas.
Finnan Tuhan, "Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anaknya tidak akan menjadi ahli waris bersama anak Perjanjian." Sebagai orang percaya kita harus tegas, bukan berarti benci dan bukan berarti kasar, karena kasih yang sejati di dalamnya pasti ada unsur ketegasan. Orang percaya melihat sesuatu yang keliru atau yang dapat mendatangkan dosa hendaknya harus berani dan tegas untuk menolaknya.

Kesimpulan
Setiap orang percaya yang sungguh-sungguh di dalam Kristus adalah anak-anak Perjanjian, karena itu mereka hidup dalam kuasa, dan memiliki tanggung jawab yang berat, juga harus hidup berdasarkan janji Tuhan, dan hendaknya selalu siap bahkan untuk mengalami aniay, juga menjadi seorang yang tegas. Karena bagi orang percaya ada berkat yang sedang menanti, juga akan mengalami mujizat dan kuasa untuk menang. Kaxena itu mereka hidup dalam jaminan hari depan penuh harapan, serta janji akan memerintah bersama Kristus untuk selamanya.

date Senin, 10 Mei 2010

0 komentar to “KETURUNAN PERJANJIAN (09/05/2010)”

Leave a Reply: