Matius 5:17-20

Firman Tuhan hari ini membahas tentang nasihat Tuhan Yesus, bahwa kehidupan agama kita harus lebih benar dari pada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Di zaman itu para ahli Taurat dan orang Farisi sangat dihormati karena mereka begitu taat beribadah kepada Tuhan. Bahkan di dalam hidup keseharian dapat dilihat bahwa mereka adalah orang yang sangat mengutamakan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan keagamaan. Tidak jarang dijumpai ketika sedang berada di jalan sekalipun mereka berdoa. Tuhan berkata hidup keagamaan kita harus lebih dari mereka, tetapi di sisi lain dikatakan; janganlah kita menjadi seorang yang munafik. Nah, inilah yang harus kita pahami, apa yang maksud Tuhan bahwa kita harus lebih dari para Farisi.

Sementara dalam Injil Lukas 18: 11-12 dicatat beberapa hal yang menjadi ciri khas orang Farisi, diantaranya: mereka berbeda dari semua orang lain, mereka bukan perampok, bukan orang lalim, bukan penzinah, bukan juga seperti pemungut cukai, mereka berpuasa seminggu dua kali, dan mereka setia rnemberi sepersepuluhan dari penghasilan. Dan tentu yang dimaksud dengan kita harus lebih benar dari mereka bukan sekedar dalam hal menjalani hal-hal seperti di atas tadi, sebab sesungguhnya yang diutamakan Tuhan adalah tentamg sikap hati. Jika hati dan hidup kita tidak lebih benar dari mereka maka kita tidak layak masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Kapan kita dapat disebut lebih benar dari para Farisi. Berikut ini beberapa hal yang menjadi ciri khas hidup keagamaan kita yamg lebih benar dari para ahli Taurat dan orang Farisi, diantaranya:
1. Matius 23: 27-28; Ketika Kita mengerjakan Segala Sesuatu Dengan Motivasi Yang Benar.
Dunia senang melihat apa yang kita kerjakan, tetapi Tuhan tertarik dengan alasan "mengapa kita mengerjakannya". Orang dunia senang melihat apa yang kelihatan di luar hidup kita, tetapi Tuhan akan melihat sampai kekedalaman hati kita. Disinilah letak perbedaan antara munafik dan tulus hati, kalau munafik sesuatu yang diluar akan menutupi apa yang ada di dalam, sementara tulus yaitu apa yang ada di dalam akan terpancar ke luar. Hari-hari ini dunia sedang kehilangan orang-orang yang tulus. Kadangkala ada orang yang datang ke gereja bukan karena ia mengasihi Tuhan, tetapi ada sesuatu yang lain yang menjadi tujuannya datang ke gereja.
2. Matius 6: 1-2; Ketika Kita tidak mencari pujian Dari Manusia.
Banyak orang hari-hari ini melakukan kebaikan dengan alasan dan tujuan yang tidak baik. Diantaranya ia melakukan segala sesuatu dengan tujuan supaya ia mendapat pujian dan di hormati orang lain. Memang pada hakekatnya semua orang membutuhkan pujian, tetapi tidak selamanya dan tidak segala sesuatu yang kita lakukan hams dipuji orang. Artinya pujian itu bukanlah sebuah tuntutan, kalau dalam hidup ini kita selalu memburu pujian maka kita akan kecewa.
3. Matius 23: 10-12; Ketika Kita Memiliki Hati Hamba Yang Siap Melayani.
Orang Farisi dan para ahli Taurat jabatan mereka memang hamba Tuhan, tetapi dalam sikap mereka berlaku sebagai tuan besar. Yesus sendiri berkata, Aku datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani, Yesus tidak menempatkan diri-Nya sebagai. tuan besar tetapi Ia hadir sebagai Hamba yang siap untuk melayani. Sekarang dunia ini penuh dengan orang-orang yang ingin menjadi tuan dan menjadi penguasa. Boleh saja kita menjadi pemimpin tetapi jadilah pemimpin yang berhati hamba, maka semuanya akan menjadi indah dalam hidup ini.
4. 2 Petrus 1 : 3-4; Ketika Kita Senantiasa Bangga Akan Anugerah Allah.
Orang Farisi dan para ahli Taurat bangga dengan perbuatan mereka, dan merasa diri merekalah yang paling baik, paling suci dan yang paling benar. Namun kita diajarkan kebanggaan kita adalah anugerah Allah. Artinya, selalu menyadari bahwa kita adalah orang-orang yang berhutang kepada Allah, dan yang sebenarnya tidak pantas untuk menyandang predikat sebagai anak-anak Allah, jadi semuanya boleh terjadi hanya karena anugerah Tuhan. Sampai-sampai Daud berkata, "kejadian ku dahsyat dan ajaib dan jiwaku benar-benar menyadarinya", karena ia menyadari bahwa hidupnya hanya oleh anugerah Allah. Hutang dosa kita tidak pernah mampu kita bayar, tetapi oleh anugerah-Nya Kristus telah membayar lunas dengan darah-Nya sendiri. Jika kita bangga akan anugerah maka: kita tidak akan menjadi orang sombong dan tidak akan berbuat dosa lagi, kita juga akan menjadi seorang yang pemberani.

Kesimpulan
Kita harus lebih benar dari orang Farisi, dan kita akan menjadi lebih benar jika kita mengerjakan segala sesuatu dengan motivasi yang benar, jika tidak lagi mencari pujian dari manusia, juga jika memiliki hati seorang hamba yang siap untuk melayani, serta senantiasa bangga akan anugerah Allah dalam hidupnya. Ingat, Allah melihat sampai kedalaman hati kita karena itu hiduplah tulus hati dan jangan menjadi seorang yang munafik, karena orang munafik tidak punya tempat di Sorga.

date Minggu, 01 Agustus 2010

0 komentar to “LEBIH BENAR DARI ORANG FARISI (01/08/2010)”

Leave a Reply: