2 Timotius 2:8-13

Allah adalah Tuhan yang setia, sekalipun kita tidak setia Dia tetap setia. Tidak jarang hal ini dijadikan alasan oleh orang tertentu untuk jatuh bangun dalam dosa, karena mereka berpikir walaupun mereka jatuh dalam dosa, Allah tetap setia dan akan mengampuni. Tentu sikap .hidup seperti ini tidak bisa dibenarkan. Memang Allah tetap setia, tetapi bukan berarti menjadi alasan untuk kita hidup tidak benar (tetap dalam dosa). Kalau demikian apa makna dibalik ungkapan, "jika kita tidak setia, Dia tetap setia". Rasul Paulus hendak menjelaskan kepada kita, bahwa walaupun kesetiaan kita belum mencapai kesempumaan tetapi jika kita terus berjuang maka Tuhanlah yang akan menyempurnakan kesetiaan kita. Jadi, artinya kita harus memenuhi standar dasarnya terlebih dahulu yaitu terus berjuang untuk menjadi seorang yang setia, untuk menjadi seorang yang benar, untuk selanjutnya Tuhanlah yang bertindak menyempurnakan kesetiaan dan kebenaran kita, inilah yang disebut Tuhan tetap setia.

Standar minimal yang hams kita miliki agar kita dapat mengalami kesetiaan Allah, diantaranya adalah:
1. Ayat 8; Agar dapat mengalami kesetiaan Allah, kita harus selalu mengingat Kristus. Yang dimaksud adalah mengingat kasih karunia Allah yang telah dinyatakan-Nya di dalam Kristus, yaitu mengingat kematian, kasih, kebaikkan, kesetiaan, dan segala hal yang sudah Kristus kerjakan buat kita. Hal itu mendorong kita untuk tidak lagi berbuat dosa, bahkan karena mengingat segala kebaikkan Tuhan membuat kita semakin kuat. Boleh saja kita sedang dalam masalah besar tetapi ketika kita ingat kasih setia Tuhan maka membuat kita menjadi kuat kembali. Tetapi sangat disayangkan yang sering kita ingat justru:
Hal-hal yang menyakitkan kita. Ketika seseorang menyakiti hati, tidak bisa terima, akhimya jadi benci dan menyimpan rasa dendarn.
Masalah-masalah yang berat yang terjadi dalam hidup kita. Jika kita selalu mengingat masalah akhirnya akan menyebabkan kita kehilangan kekuatan. Paulus berkata, pikirkamlah perkara-perkara yang suci, yang mulia dan yang sedap didengar. Ketika kita sadar bahwa bagi Allah kita tidak ada yang mustahil dan Dia pasti membela kita maka membuat kita yakin kita pasti dapat merebut kemenangan.
Jasa-jasa^ kita.. Ketika orang berbuat atau bersikap tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan maka mulailah kita mengingat-ingat jasa kita atas mereka, dan akhirnya membuat kita menyesal, dan akibatnya kita jadi lemah.
2. Ayat 9; Agar dapat mengalami kesetiaan Allah, siap menderita untuk Injil. Alkitab mencatat, pemberitaan tentang salib adalah kebodohan bagi dunia. Itulah sebabnya kalau kita hidup dalam Injil kita dianggap orang-orang bodoh, sebab dunia tidak bisa menerima Injil, lagi pula standar hidup yang dikenakan kepada kita adalah standar hidup yang Ilahi. Namun satu hal yang harus kita pahami, bahwa tidak semua penderitaan itu disebabkan karena salib, tetapi bisa juga karena kesalahan kita sendiri, kalau karena itu kita menderita kita harus segera memperbaiki diri atau bertobat. Kesiapan kita menderita demi salib dapat juga dibuktikan dari kesiapan kita untuk mengampuni dan menerima orang lain apa adanya.
3. Ayat 10; Agar dapat mengalami kesetiaan Allah, hidup selalu dalam kesabaran. Perkara yang sering menyebabkan kita tidak mengalami kesetiaan Allah adalah ketidak sabaran kita. Kita hams sabar karena Alkitab mencatat, "orang yang sabar melebihi pahlawan" artinya orang yang sabar pasti akan meraih kemenangan atau mengalami kesetiaan Tuhan. Ciri Khas orang yang sabar; Tidak terburu-buru. Orang yang tidak sabar, apapun yang ia mau atau kehendaki ia ingin semuanya serba cepat. Doa permohonannya ingin segera dijawab Tuhan, pada hal Tuhan sendiri punya waktu yang tepat untuk menolong kita.
Tidak menjadi orang yang emosional. Orang yang tidak sabar ketika sesuatu yang ia ingini belum ia terima maka jadi emosi atau hatinya menjadi "panas". Pada hal kalau kita belum terima bisa jadi Tuhan sedang menguji kesabaran kita. 4. Ayat 12; Agar dapat mengalami kesetiaan Allah, jika saya bertekun di dalam Kristus. Arti bertekun yang dimaksud adalah berjuang supaya saya bisa mencapai target, jadi seorang yang bertekun adalah orang yang tidak cepat menyerah, tidak mudah jadi putus asa, tidak gampang mundur. Seorang yang bertekun sadar bahwa ia punya target, karena itu ia terus berjuang sampai pada akhimya. Target yang menjadikan kita bertekun adalah:
• Menyenangkan hati Tuhan. Kita harus bertekun untuk menyenangkan hati Tuhan.
• Untuk menjadi dewasa. Sebagai orang percaya kita harus bertekun agar dapat menjadi dewasa. Ingat, menjadi tua itu pasti, tetapi menjadi dewasa kita wajib berjuang.
• Agar hidup kita dapat menjadi berkat buat orang lain, karena itu kita harus bertekun di dalam Kristus.

Kesimpulan
Meskipun di dalam kesetiaan kita, tetap masih ada kekurangan tetapi jika Tuhan melihat ketulusan hati kita maka Dia adalah Allah yang tetap setia, akan membela kita dan maii menerima apa adanya kita, dan akan terus menyempurnakan hidup kita. Karena itu hiduplah selalu\mengingat Kristus, siap menderita karena Injil, sabar dan bertekunlah di dalam Kristus. maka kita pasti mengalami kesetiaan Tuhan.

date Senin, 20 Desember 2010

0 komentar to “MENGALAMI KESETIAAN ALLAH (28/11/2010)”

Leave a Reply: