Lukas 2:8-20

Dalam pembacaan ini dikisahkan, malaikat menjumpai gembala-gembala dan memberitahukan kepada mereka tentang kelahiran Yesus. Para gembalapun segera pergi ke Betlehem, di sana mereka menjumpai bayi itu tepat seperti yang disampaikan olah Malaikat. Jadi apa yang mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. Disinilah letak persoalan kekristenan kita hari-hari ini, kita mendengar Firman Tuhan, kita terima janji-janji Tuhan, kita membaca Alkitab, tetapi kadangkala apa yang telah kita dengar, yang kita lihat, dan yang kita baca berbeda dengan apa yang kita terima. Contoh, seseorang berdoa untuk kesembuhannya tetapi tidak kunjung sembuh juga, ada yang berdoa untuk diberkati tetapi belum juga memperoleh berkat, pada hal di sisi lain, Tuhan sendiri yang berjanji: "mintalah maka akan diberi". Jadi fakta yang dialami berbeda dengan apa yang dilihat dan didengar, hal ini terjadi pasti ada sesuatu yang keliru dalam hidup kita, sebab Natal itu sendiri merupakan jaminan bahwa Allah pasti memberikan semuanya bagi kita.

Pertanyaannya, bagaimanakah supaya janji Allah itu dapat kita terima dan kita nikmati dalam hidup ini? Jika kita pelajari dalam ayat-ayat bacaan ini, akan kita jumpai beberapa hal penting dalam kaitannya dengan inti berita Natal yang adalah jaminan untuk kita menerima segalanya di dalam Kristus, diantaranya:
1. Ayat 10; Kita haras melepaskan diri dari segala ketakutan.
Dikatakan, "Jangan takut". Dari pihak Allah, Dia mau memberikan semua yang menjadi kebutuhan dan keperluan kita, tetapi ketakutan adalah "tembok yang tebal" yang menghambat kuasa dan mujizat Tuhan terjadi dalam hidup kita. Itulah sebabnya ketakutan adalah "suasana" yang paling menyenangkan buat setan, karena dalam kondisi takut seseorang mudah untuk kompromi dengan dosa dan gampang dipermainkan oleh setan. Orang yang takut gampang jadi panik, kalau sudah panik gampang jadi emosi, seorang yang emosi mudah mengambil keputusan yang kelira yang merupakan awal dari kegagalannya. Orang yang ketakutan: Pertama, dihantui oleh perasaan akan gagal, kedua, takut terhadap peristiwa yang menyakitkan yang pernah mereka alami akan terjadi lagi (trauma), ketiga, takut terhadap apa yang tidak diharapkan itu yang akan terjadi.
2. Ayat 10; Kita harus berani merebut sukacita yang sudah disediakan Tuhan buat kita.
Kata malaikat: "aku memberitahukar kepadamu kesukaan besai: untuk sehiruh bangsa". Sukacita itu butoin keadaan tetapi merupakan keputusan, karena kalau bicara tentang keadaan, keadaan hidup masing-masing orang berbeda. Agar bisa mengambil keputusan untuk bersukacita:
• Belajar bersyukur dalam segala perkara, baik perkara yang baik dan menyenangKan maupun perkara yang tidak baik dan tidak menyenangkan.
• Belajar rnemandang hidup ini dari sudut positifhya. Jangan hanya melihat dari sudut negatif saja.
• Hubungkan segala sesuatu dengan kehendak Allah, artinya kalau Tuhan ijinkan masalah terjadi, Tuhan juga akan mengerjakan segala perkara dahsyat untuk memben kemenangan buat kita.
3. Ayat 14; Kita harus hidup berkenan. karena Tuhan datang sebagai Juruseiamat Kita. Agama-agama lain bicara tentang nabi, tenrang rasul, tentang dosa, tentang neraka dan tentang Sorga. Tetapi kekristenan bukan sekedar itu, karena kekristenan kita bicara tentang Juruseiamat. Artinya, kalau saya mati saya punya kepastian tentang Juruseiamat saya, dan sementara saya hidup, saya selamat dari marabahaya, selamat dari tipu-muslifaat iblis, selamat dari segala masalah dan berbagai pencobaan, dan saia akan melihat dan mengalami kemenang dikemkan Tuhan buat saya. Karena itu. kita harus hidup be:-ke:iar. kepada Allah. Hidup berkenan:
• Artinya, Tuhan mau kita hidup berkenan pada-Nya.
• Kita harus hidup sesuai dengan Firman Tuhan (bandingkan Matius 7:21).
• Kita harus hidup dalam iman. Tanpa iman tidak seorangpun berkenan Kepada Allah "Artinya sememara kita menjalani Firman Tuhan, kita percaya Tuhan pasti membuat segala perkara menjadi indah pada waktunya.

Kesimpulan
Natal berbicara tentang Allah akan mempersiapkan segaianya buat kita. Tetapi kadangkala realita hidup yaug dialami dengan janji Tuhan menjadi dua hal yang sangat berbeda. Tentu Tuhan pasti rnenepati janjinya, tetapi persoalannya karena kita masih hidup dalam ketakutan. Ingat, dimana ada ketakutan maka disitu pula ada kepanikan, kepanikan membuat orang menjadi mudah emosi, karena dalam kondisi emosi maka segala keputusan yang diambil menjadi keliru, dan Keputusan yang keliru akan mengakibatKan kegagalan dan kehancuran. Sebagai orang percaya, kita harus terus berpegang pada janji-janji Tuban, sebab janji-Nya adalah "Ya dan Amin", Natal merupakan jaminan bahwa Allah menyediakan segala kebutuhan dan keperluan kita.

date Senin, 20 Desember 2010

0 komentar to “INTI BERITA NATAL (19/12/2010)”

Leave a Reply: