Ratapan 3:21-50; Lukas 19:41-44

Di dalam terjemahan lama kitab Ratapan disebut kitab Nudub Yeremia, yang artinya jentan atau tangisan nabi Yeremia. Selama empat puluh tahun sebelum masa pembuangan ke Babel Yeremia melayani dengan air mata. Setiap waktu ia berseru memperiiigatkan bangsa Israel, namun mereka tetap tidak mau bertobat yang akhirnya membuat Tuhan membuang mereka ke Babel. Jadi kitab mi sesungguhnya mencatat tentang ratapan-ratapan nabi Yeremia dan hal ini merupakan gambaran dan Tuhan yang menangisi umat-Nya. Adapun pelajaran penting dalam kitab ini dimana Knstus memperkenalkan diri-Nya sebagai Tuhan yang menangis. .
Bicara tentang Tuhan menangis sepertinya suatu hal yang mustahil tetapi jika kita pelajaran dalam Perjanjian Baru maka kita jumpai Yesus beberapa kali menangis, diantaranya la menangis di depan kuburan Lazarus, Yesus juga menangisi kota Yerusalem. Tentu dalam hal ini alasan Tuhan menangis berbeda dengan hal yang menyebabkan manusia menangis. .

Biasanya seseorang menangis karena: merasa sakit baik fisik maupun batinnya, juga bisa karena sudah berada dibatas akhir dari kekuatannya, karena tidak tahu apa yang mesti dilakukan atau jadi bungung, juga bisa karena telah berada dipuncak amarah serta karena merasa kecewa. Yesus menangis bukan karena la merasa sakit sebab ketika la disiksa, dicambuk, dan dipaku di atas salib Yesus tidak menangis. la menangis bukan juga karena merasa sudah tidak berdaya atau karena tidak tahu apa yang mesti dibuat, juga bukan karena sedang marah atau merasa kecewa. Melalui bacaan dalam kitab Ratapan dan Injil Lukas ini akan kita jumpai hal-hal penting yang menjadi jawaban mengapa Tuhan menangis, juga akan kita jumpai hal lainnya dimana dibalik Tuhan Yesus menangis ada pelajaran penting bagi kekristenan kita diantaranya sebagai berikut: 1. Tangisan Yesus mengajarkan kepada kita bahwa la adalah Tuhan yang lemah lembut (Matius 5:5).
Konsep dunia, kalau saya keras, saya kasar, dan berani hadapi semuanya maka saya akan menguasai dan memiliki bumi. Konsep Alkitab tentu berbeda,; orang yang lemah lembutlah yang akan memiliki bumi. Bahkan dicatat dalam Alkitab, "kebaikan hati akan menghantar kepada raja-raja," artinya akan ditinggikan Tuhan. Selama kita kasar, keras dan egois maka mustahil bagi kita untuk memiliki bumi. Jadi, sesungguhnya kunci untuk sukses adalah miliki hati yang lemah lembut. Yesus seorang yang lemah lembut, melihat orang baiiyak yang lapar lalu tergeraklah hati-Nya untuk memberikan inereka makan, demikian juga ketika la melihat Lazarus yang sudah meninggal terharulah hati-Nya karena ia sangat mengasihinya. Jadi pertobatan yang sesungguhnya adalah hati yang keras telah diubahkan jadi hati yang lemah lembut. Dimana mulutnya, hatinya, pikirannya, perbuatannya telah bersih/benar sesuai dengan Fiman Tuhan.
2. Ratapan 3: 21-25; Tangisan Yesus mengajarkan kepada kita bahwa Yesus adalah Tuhan yang mengutamakan keselamatan. Yesus menangisi Yerusalem karena Ia tahu kota itu sedang menuju kepada kehancuran. Yesus menangis bukan karena merasa ditolak, bukan juga karena Ia menderita tetapi karena Ia mengutamakan keselamatan Yerusalem, secara rohani artinya Ia menangis karena mengutamakan keselamatan kita, karena itu kita harus sadar dan bertobat. Tidak jarang kita jumpai orang tidak menempatkan keselamatan sebagai hal yang penting, tetapi berkat dan mukizatlah yang mereka utamakan. Padahal berkat dan mujizat adalah bagian yang telah Tuhan janjikan bagi orang-orang percaya. Yesus berkata: "Apa artinya engkau mendapati setengah dari dunia ini jika jiwamu binasa", artinya Yesus menghendaki agar kita menempatkan keselamatan menjadi bagian yang terpenting dalam hidup ini. Jika hal itu sudah kita lakukan maka kita akan melihat kemuliaan Tuhan dinyatakan di dalam hidup ini.
3. Ratapan 3: 32-36; Tangisan Yesus mengajarkan kepada kita bahwa Yesus adalah Tuhan yang kasih-Nya tidak terbatas bagi kita. Air mata tidak selamanya pertanda kelemahan, tetapi sering juga merupakan lambang cinta. Ketika suanii menatap istrinya dan berkata: "Mah, I LOVE YOU", lalu istri menjawab sambil meneteskan air matanya, "Pah, itu segala-galanya bagi ku". Jadi, air mata Kristus merupakan lambang cinta-Nya yang tak terbatas, dengan kata lain air mata itu juga bicara tentang kasih. Orang boleh saja mereka-reka atau merancangkan hal yang buruk terhadap kita, jika kita tetap setia berada dalam Kristus maka cinta-Nya akan menuntun kita berjalan dalam kuasa kemuliaan-Nya.
4. Ratapan 3: 39-40; Tangisan Yesus mengajarkan kepada kita bahwa Yesus adalah Tuhan yang tidak mau memaksakan kehendak-Nya. Yesus adalah Tuhan yang memberikan kehendak bebas pada kita, itulah sebabnya ketika la memandang Yerusalem dan menangisinya, sebenamya Yesus bisa saja memaksa penduduk Yerusalem bertobat karena la punya kuasa untuk itu, tetapi Yesus bukanlah Tuhan yang memaksakan kehendak-Nya. Waktu Yesus menangis hal itu hendak mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan tidak memaksakan kehendak-Nya, tetapi kitalah yang mengambil keputusan untuk segera bertobat dan mulai berjalan di jalan Tuhan.

date Senin, 20 Desember 2010

0 komentar to “MENGAPA YESUS MENANGIS (05/12/2010)”

Leave a Reply: