Galatia 4:1-1 l;Efesus 4:11-15

Kedewasaan adalah syarat mutlak dalam kekristenan. Sama halnya seperti kehidupan jasmani kita, pertama kita dilahirkan sebagai bayi, kemudian menjadi anak-anak, lalu tumbuh menjadi dewasa. Demikian juga halnya dengan hidup rohani kita, mulai dari bayi rohani yang ditandai dengan pertobatan, lalu mengalami proses pertumbuhan..., sampai akhirnya menjadi dewasa rohani. Karena itu hendaknya makin hari..., kita makin bertumbuh di dalam Tuhan. Sebab hanya mempelai wanita yang dewasa rohanilah yang siap menyongsong kedatangan Kristus sebagai mempelai laki-laki-nya.

Dalam ayat-ayat bacaan ini dijelaskan bahwa Allah telah memberikan nabi-nabi, rasul-rasul, gembala dan para pengajar untuk memperlengkapi orang-orang kudus-Nya. Dengan demikian kita mendapat bimbingan rohani yang membuat dapat tumbuh menjadi dewasa sesuai dengan kepenuhan Kristus, artinya: semakin tahun kita iring Tuhan semakin dapat menunjukan pertumbuhan kedewasaan rohani ke-arah yang lebih sempuraa lagi.
Melalui ayat-ayat bacaan ini, kita jumpai dimana Paulus menjelaskan tentang proses pembentukan kedewasaan rohani kita ke dalam empat level, yaitu:
1. Ayat 1-3; Level dibawah Pengawasan.
Status kita betul anak Allah namun belum punya kuasa, karena masih dibawah pengawasan. Sama halnya seperti ketika orang Israel baru keluar dari Mesir mereka belum
sepenuhnya merdeka, sebab Mesir masih ada dihati dan pikiran mereka, hidup mereka masih sangat dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan duniawi. Memang Allah merencanakan segala perkara yang besar dalam hidup kita, tapi kadangkala kekristenan kita berhenti/stop dilevel pertama ini, artinya memang sudah
bertobat tapi kebiasaan-kebiasaan dosa masih mengikat pikiran dan mempengaruhi hidup, itulah sebabnya orang seperti ini masih sangat mudah untuk dapat terjerumus kembali ke dalam dosa. Jika terus seperti ini, sulit untuk kita dapat meraih dan mengalami perkara-perkara yang besar/mujizat Tuhan.
2. Ayat 4-6; Level mulai bangkit dalam keteraturan dan kemenangan.
Di level ini sudah mulai mengerti larangan-larangan dan kehendak Tuhan, bahkan sudah bisa berseru "ya Abba, ya Bapa!". Karena pengetahuan ini membuat hidup mulai teratur, dan sudah mengalami hidup berkemenangan. Tapi masih labil, artinya masih bisa jatuh-bangun. Di level ke dua ini iman kita paling
banyak diuji, karena disatu sisi sudah alami mujizat atau kemenangan tetapi disisi lain iblis semakin gencar menyerang, akibatnya membuat kita mudah jatuh bangun dalam dosa, bahkan tidak jarang kondisi ini membuat orang percaya jadi jenuh, frustasi, dan kecewa.
3. Ayat 7; Level Mulai menyadari Tanggung-jawab.
Dilevel ini sudah punya keberanian untuk melakukan peperangan rohani. Kalau dilevel sebelumnya ketika mengalami pencobaan lebih banyak menyerah, tapi sekarang sudah berani untuk menghadapinya bahkan melakukan doa peperangan. Dilevel ini kita mulai peka terhadap pimpinan Tuhan, peka terhadap dosa, dan cepat untuk sadar dan bertobat, dan hidup Kristen kita sudah mulai di atas rata-rata. Memang tantangan semakin berat tapi tidak dapat menggoyahkan iman kita, karena kita percaya Tuhan setia dan membela kita. Jadi, hidup ini sudah mulai fokus sepenuhnya buat Tuhan.
4. Ayat 8-9; Level Mulai (menyadari) Bertanggung Jawab, karena itu mulai dapat dipercayakan.
Dilevel ini dikategorikan sudah dewasa rohani, terjadi perbedaan yang luar biasa dari kehidupan yang sebelumnya bahkan sampai orang lainpun menyadari perubahan kita itu. Sama halnya seperti bangsa Israel yang tadinya di proses di padang gurun sekarang sudah dewasa dan tinggal di tanah perjanjian. Begitu juga dengan kita, tadinya mengenal Tuhan sekarang bahkan dikenal Tuhan, tadinya kita percaya sekarang bahkan dipercayakan Tuhan, contoh: mulai dipercayakan Tuhan kuasa, berkat-berkat, talenta, karunia, dsb.

Kesimpulan
Setiap orang percaya haras dapat menjadi dewasa rohani, bahkan Alkitab mencatat kita diproses untuk dapat menjadi serupa dengan Kristus. Hams kita ketahui jenjang atau level kehidupan Kristen kita, hal ini penting supaya kita sadar dan tetap berjuang di dalam pertumbuhan iman dan akhirnya dapat mencapai tingkatan kedewasaan rohani seperti yang dikehendaki Tuhan. Ada empat level proses pembentukan kerohanian kita, yaitu: level dibawah pengawasan, kemudian mulai bangkit dalam keteraturan dan kemenangan, dapat menyadari tanggung jawab, dan bahkan dapat dipercayakan untuk bertanggung jawab terhadap perkara-perkara yang besar.

date Kamis, 03 Juni 2010

0 komentar to “KEDEWASAAN (30/05/2010)”

Leave a Reply: