Lukas 19 : 28 - 44

Ketika Tuhan Yesus melihat kota Yerusalem la menangisinya. Dimana sebuah kota yang dinubuatkan bahwa Tuhan akan datang dan menginjakkan kaki-Nya di sana, juga kota yang dirindukan oleh banyak orang, bahkan yang digambarkan sebagai kota Allah sendiri. Namun kota yang sama pula yang telah membunuh para nabi, bahkan Tuhan Yesus sendiri akan ditangkap dan disalibkan disana. Penstiwa ini menjadi renungan penting buat kita, apabila Yesus melihat kita apakah la dapat tersenyum...? atau sebaliknya Yesus sedih dan bahkan menangis karena melihat kekerasan hati dan kelemahan iman kita. Jadi persoalan penting buat kita adalah; bagaimanakah kita dapat hidup menyenangkan hati Tuhan? Dan ketika la melihat kita tersenyum lalu berkata: "anak-Ku yang Ku kasihi, kepadamu Aku berkenan".

Jika kita pelajari dalam ayat-ayat ini akan kita jumpai tiga hal penting yang harus kita lakukan sehingga olehnya kita dapat menyenangkan hati Tuhan, yaitu:
1. Ayat 33-34; Kita perlu tahu apa yang Kristus kehendaki dalam hidup kita.
Yesus memerintahkan murid-murid-Nya melakukan sesuatu yang beresiko, yaitu mengambil keledai orang lain dengan mengatakan "Tuhan memerlukannya." Jadi, paling tidak ada tiga pertanyaan dibenak murid-murid-Nya yaitu: Siapa yang punya keledai itu? Bagaimana kalau yang punya marah? Untuk apa Yesus menunggangi keledai? Tetapi ketika mereka lakukan sesuai dengan apa yang dikatakan Tuhan, maka semuanya berjalan dengan baik. Demikian juga dengan kita perlu mengetahui kehendak Tuhan dan mentaatinya dengan setia, dan hal itu akan menyenangkan hati Tuhan. Jadi persoalannya bukan "apa yang bisa ku buat untuk menyenangkan hati Tuhan?" tapi bertanyalah; "apa yang Tuhan kehendaki supaya saya dapat menyenangkan hati-Nya." Sebab apa yang baik menurut kita belum pasti itu dapat menyenangkan hati Tuhan, tetapi sesuatu yang kita lakukan dalam kehendak-Nya pastilah akan menyenangkan hati Tuhan. Memang kadangkala sesuatu yang dikehendaki Tuhan sepertinya sangat tidak masuk ' diakal. Cotoh, ketika Tuhan memerintahkan Abraham mempersembahkan Ishak anaknya, sepertinya sangat tidak rasional, tapi Tuhan tidak pernah keliru, ternyata dibaliknya la sedang menguji iman Abraham.
2. Ayat 42; Kita perlu ketahui apa yang perlu untuk damai sejahtera kita.
Setiap orang percaya pasti hidup diberkati, tapi orang yang diberkati itu tidak semuanya orang kaya. Hal ini perlu kita ketahui, karena ada orang Kristen karena tidak bisa jadi kaya lalu jadi kecewa. Memang tidak selamanya orang percaya kaya, natnun suatu hal yang pasti setiap orang percaya akan hidup dalam damai sejahtera Allah. Tapi kalau ada orang percaya yang tidak dalam damai-sejahtera, berarti pasti ada sesuatu yang keliru dalam hidupnya, sebab seorang yang sungguh-sungguh hidup di dalam Kristus sekalipun hadapi tantangan, banyak masalah namun semuanya itu tidak dapat merampas damai sejahtera Kristus yang ada padanya. Jadi, persoalannya bukan Allah yang tidak karuniakan damai-sejahtera tetapi kitalah yang tidak mengetahui apa yang diperlukan untuk dapat meraih damai sejahtera kita. Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu kita ketahui, (Rm. 14:71-18; konsep yang benar tentang damai sejahtera Allah):
• Damai sejahtera yang sejati artinya, "kita berkenan kepada Allah dan dihormati oleh sesama manusia". Seorang yang hidup melayani Kristus dengan sungguh-sungguh dan dengan setulus hatinya hidupnya penuh dengan damai sejahtera.
Melayani Kristus artinya, "menyadari bahwa diri kita adalah hamba," jadi kita sadar bahwa diri kita bukan hanya milik kita sendiri tetapi milik Kristus yang telah menebus kita dengan darah-Nya sendiri. Dan karena sadar atas semuanya, maka kita ingin menyenangkan hati Tuhan melalui pelayanan.
• Roma 5:1-2; Hidup dalam damai sejahtera, artinya hidup mengalami kemuliaan Allah., jadi mengalami kemuliaan Allah itu berarti; disaat kita membutuhkan mujizat, kemuliaan Allah turun dan mengerjakan mujizat bagi kita, karenanya kita nikmati hidup dalam damai sejahtera Kristus.
• Filipi 4:9; Orang yang hidup dalam damai sejahtera, adalah seorang yang menyadari penyertaan Allah, serta yang mau melakukan kehendak-Nya
3. Ayat 44; Kita perlu tahu saat ketika Allah melawat kita.
Waktu Yesus menghampiri murid-murid-Nya yang sedang berada di atas perahu, mereka mengira la hantu karena Yesus tidak datang melakukan mujizat (seperti yang mereka pahami). Pada hal tidak selamanya Allah melawat kita dengan melakukan mujizat-Nya, kadangkala la datang untuk menguji kita, la datang untuk membentuk dan melatih agar kita menjadi dewasa, kadangkala la datang untuk menuntut sesuatu dari kita  ( bandingkan dengam perumpamaan tentang talenta).

Kesimpulan
Untuk dapat hidup menyenangkan hati Tuhan, kita harus tahu apa yang Kristus kehendaki dalam hidup ini, juga perlu mengetahui segala sesuatu yang diperlukan untuk damai sejahtera kita, dan yang terakhir kita juga perlu ketahui saat-saat ketika Tuhan melawat kita, karena lawatan-Nya tidak selalu untuk melakukan Mujizat, tapi la datang kadangkala untuk membentuk, menegur, menguji, bahkan untuk menuntut sesuatu di dalam hidup kita.

date Minggu, 20 Juni 2010

0 komentar to “MENYENANGKAN HATI TUHAN (20/06/2010)”

Leave a Reply: